Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Buruk Ancam Perairan Maluku

Masyarakat yang melakukan aktivitas di perairan Maluku diimbau untuk mewaspadai cuaca buruk yang mungkin terjadi.
Ilustrasi: Nelayan mengendalikan perahu saat melewati ombak besar di perairan Selat Malaka, Ujong Blang, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (28/2)./Antara-Rahmad
Ilustrasi: Nelayan mengendalikan perahu saat melewati ombak besar di perairan Selat Malaka, Ujong Blang, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (28/2)./Antara-Rahmad

Bisnis.com, AMBON - Masyarakat yang melakukan aktivitas di perairan Maluku diimbau untuk mewaspadai cuaca buruk yang mungkin terjadi.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Yohana Rottie, Minggu, di Ambon mengatakan, cuaca buruk itu karena terdapat daerah tekanan rendah di Samudera Pasifik bagian Barat dan sirkulasi tertutup di Utara Papua, yang menyebabkan adanya belokan massa udara di wilayah Maluku bagian utara hingga tengah.

Hal ini mendukung terbentuknya awan hujan di wilayah sekitarnya. Pola angin timur di sekitar wilayah Perurairan Maluku dengan kecepatan mencapai 46 km/jam mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang.

Angin dengan kecepatan tersebut berpotensi terjadi di Kota Ambon maupun Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya.

Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Barat maupun Maluku Barat Daya merupakan wilayah perbatasan dengan negara tetangga Australia dan Timor Leste.

Karena itu, harus diwaspadai karena merupakan daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3 T).

Pertimbangannya, nelayan asal Maluku sering hanyut ke wilayah perairan Australia sehingga diamankan aparat keamanan setempat, selanjutnya dipulangkan ke Indonesia.

"Kondisi cuaca di sejumlah daerah di Maluku cerah hingga cerah berawan dengan suhu 18 - 31 derajat Celcius," ujar Marlia.

Sedangkan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di laut Banda, perairan Kepulauan Tanimbar, Perairan Selatan Kepulauan Kei hingga Aru dan laut Arafuru.

Dia mengimbau para nelayan yang hendak menangkap ikan jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.

"Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang," katanya.

Ia menambahkan, imbauan kondisi cuaca telah disampaikan melalui masing- masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para bupati maupun wali kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper