Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surga Produk Laut, Gubernur Maluku Soroti Minimnya Dana Bagi Hasil

Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menyebut Maluku menjadi provinsi dengan kekayaan alam laut yang besar. Namun, dana bagi hasil perikanan yang diperoleh kecil.
Salah satu aktivitas penjualan ikan./Dok. PT Perindo
Salah satu aktivitas penjualan ikan./Dok. PT Perindo

Bisnis.com, JAKARTA — Sumber daya alam kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh Maluku dinilai belum berkontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan asli daerah.

Menurut Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, pihaknya berupaya untuk terus menyuarakan kondisi terkini di Maluku yang butuh perhatian dari pemerintah pusat.

Dia menuturkan Maluku adalah provinsi kepulauan dengan luas lautan hingga 92,4% dan daratan hanya 7,6%. Dengan luas lautan yang besar tersebut, provinsi itu berhasil memasok kebutuhan 30% dari potensi perikanan nasional.

“Tetapi dari potensi tersebut, terus terang saja, kami tidak mendapatkan sesuatu yang signifikan, dikarenakan Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan relaksasi kebijakan penangkapan ikan terukur, yang memungkinkan terjadi alih muat hasil tangkapan ikan itu di lautan,” katanya saat menghadiri Rapat Kerja Komisi II DPR dengan Menteri Dalam Negeri dan Rapat Dengar Pendapat dengan para gubernur dari seluruh Indonesia, pada Selasa (29/4/2025).

Lewerissa menyatakan pemerintah daerah tidak memiliki data akurat mengenai potensi sumber daya kelautan yang dimiliki dan dipanen untuk memenuhi kebutuhan di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

“Kami tidak pernah tahu berapa ton ikan, berapa ton cumi-cumi, berapa ton udang dan sebagainya yang diambil dari laut kami,” katanya.

Bahkan, katanya saat bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Magelang, Jawa Tengah, pemerintah provinsi menyadari bahwa dana bagi hasil yang diterima Maluku dari sektor perikanan sangat kecil.

“Saya sedih juga, karena memang negara memperoleh data yang tidak akurat dikarenakan proses alih muat di laut itu. Apabila semua proses dilakukan di pelabuhan penangkapan ikan, pasti tercatat secara bagus, sehingga kita bisa mendapat manfaat dari situ,” ujarnya.

Kontribusi Tertinggi Sektor Perikanan

Berdasarkan laporan perekonomian oleh Bank Indonesia, produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Maluku dari sisi penawaran paling tinggi bersumber dari lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan kontribusi sebesar 23%.

Kontribusi tertinggi kedua dari lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 20,1%, dan diikuti tertinggi ketiga dari perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor dengan porsi 15,45%.

Komoditas perikanan, khususnya ikan dan udang juga menjadi penyumbang ekspor tertinggi dari wilayah Maluku dengan kontribusi hingga 40,41%.

Adapun negara tujuan utama ekspor dari Maluku lebih dari 66% dengan tujuan negara China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper