Bisnis.com, SOFIFI — Pemerintah Provinsi Maluku Utara berupaya sekuat tenaga untuk menjaga laju ekonomi di wilayah tersebut tumbuh hingga dua digit pada tahun ini. Kerja sama dengan dunia usaha diharapkan menjadi kunci.
Gubernur Maluku Utara Sherly Laos mengatakan bahwa sepanjang tahun lalu, Maluku Utara (Malut) menjadi salah satu provinsi yang berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia bersama dengan Papua Barat.
"Semoga ke depan semuanya bisa bersama-sama untuk membangun Maluku Utara sehingga pertumbuhan ekonomi yang dua digit masih tetap bisa dipertahankan. Harapannya di tahun 2025 ini masih bisa tetap dipertahankan di dua digit," ujar Gubernur Sherly saat menggelar halalbihalal bersama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pada Sabtu (12/4/2025).
Apindo, kata Gubernur merupakan mitra strategis pembangunan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dia berharap komunikasi antara Pemprov Malut dengan Apindo terus terjalin ke depan dan bersama-sama memberikan solusi yang terbaik guna menjamin pertumbuhan ekonomi yang terjadi di provinsi tersebut.
"Pertumbuhan ekonomi tidak bisa berdiri sendiri dibutuhkan kolaborasi dan sinergi yang kokoh antara pengusaha, pemerintah, dan pekerja. Kolaborasi adalah kekuatan untuk Maluku Utara bisa menjaga pertumbuhan ekonominya tetap di dua digit,” katanya.
Menurutnya, pemerintahan ke depan memberi perhatian pada peningkatan produksi pangan lokal dalam mendukung swasembada pangan. Program itu juga sejalan dengan Asta CIta dari Presiden Prabowo Subianto.
Target Swasembada Pangan
Dengan swasembada pangan dan menumbuhkan produksi pangan lokal, harapannya kebutuhan pangan di Malut dapat dipenuhi dari pengusaha lokal dan tidak bergantung dengan daerah lain.
"Kita harus sudah swasembada beras, sudah swasembada rica tomat, swasembada telur dan ayam. Ini rencana saya jangka pendek dalam 2 tahun ke depan, mudah-mudahan sudah ada progres signifikan yang sudah terjadi. Dan berharap kerja sama yang baik ke depan antara pemerintah, Apindo dan semua lembaga pendukung,” katanya.
Sementara itu, Ketua Apindo Maluku Utara Gazali Abdul Muthalib menyampaikan bahwa Apindo akan mendukung program-program Pemerintah Provinsi Maluku Utara khususnya dalam membuka lapangan kerja kemudian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi ke depan.
"Kami dari asosiasi daerah ini sudah membentuk forum pengusaha Maluku Utara di mana di dalamnya ada sekitar 20 asosiasi pengusaha. Harapannya kami semua bisa bekerja sama,” kata Gazali.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia, perekonomian di Provinsi Malut pada 2025 diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dan mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan 2024.
Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh industri pengolahan nikel serta konsumsi masyarakat yang meningkat. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, perekonomian pada 2025 didorong oleh pertumbuhan ekspor luar negeri yang dipengaruhi oleh proses penghiliran tingkat lanjut produk olahan nikel.
Adapun dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian diperkirakan masih menjadi sektor utama yang menopang pertumbuhan ekonomi pada tahun berjalan.
Inflasi Malut pada 2025 diperkirakan akan berada dalam rentang target inflasi nasional walaupun di tengah berbagai faktor risiko seperti adanya penyesuaian harga BBM nonsubsidi dan Harga Jual Eceran (HJE) rokok.
Adapun, beberapa faktor seperti kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah dan transisi fenomena La Nina lemah menuju netral diperkirakan dapat menahan laju inflasi lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel