Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Pangan Potensial Memicu Inflasi di Papua

Pangan menjadi penyumbang terbesar meningkatkan inflasi di kota-kota yang berada dalam wilayah kerja BI Papua.
Pedagang menunjukkan telur./Bisnis-Fanny Kusumawardhani.
Pedagang menunjukkan telur./Bisnis-Fanny Kusumawardhani.

Bisnis.com, JAYAPURA - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua Faturrahman mengatakan sektor pangan menjadi penyebab terjadinya peningkatan inflasi di berbagai kota di Tanah Papua.

Pangan menjadi penyumbang terbesar meningkatkan inflasi di kota-kota yang berada dalam wilayah kerja BI Papua.

"Wilayah kerja BI Perwakilan Papua meliputi Provinsi Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan," kata Faturachman di Jayapura, Papua, Rabu (24/7/2024).

Dikatakan, data bulan Juni 2024 dari BPS terungkap inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan yang tercatat 5,65 persen menyusul Papua Tengah 3,49 persen, Papua Selatan tercatat 2,04 persen dan Papua 1,47 persen.

Untuk menekan laju inflasi, BI Papua bersama Perum Bulog menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di empat kota yakni di Merauke, Papua Selatan, Timika dan Nabire di Papua Tengah dan Kota Jayapura, Papua.

GPM dilaksanakan tanggal 25-26 Juli di empat kota di Tanah Papua, kata Faturachman seraya menambahkan pihaknya juga melaksanakan Gerakan Nasional Penanggulangan Inflasi Pangan (GNPIP) yang dipusatkan di Merauke Provinsi Papua Selatan.

Selama pelaksanaan GNPIP yang berlangsung Kamis (25/7) dilaksanakan penyerahan bantuan kepada dua kelompok tani dan satu pondok pesantren yang juga akan dilakukan di Nabire, Provinsi Papua Tengah.

Selain itu dilakukan penandatangan kerja sama antar daerah terkait jual beli bawang merah yang dilakukan dengan pengusaha dari Sulawesi Selatan, serta peluncuran pupuk organik cair (POC) yang diproduksi SMKN 5 Merauke.

"POC hasil karya pelajar SMKN 5 Merauke diharapkan dapat digunakan para petani di daerah itu mengingat pupuk yang diproduksi merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan mengingat Merauke merupakan kawasan yang dijadikan sasaran 'food estate'," kata Faturachman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper